• Business Proces Reengineering (BPR)

    Business Process Reengineering (BPR) adalah  "pemikiran ulang secara fundamental dan desain ulang secara radikal proses bisnis untuk meraih perbaikan dramatis dalam ukuran kinerja yang kritis seperti ongkos, servis dan kecepatan " 

    Tujuan BPR menurut Andrews dan Stalick antara lain :
    Meningkatkan kemampuan organisasi dalam menghasilkan barang atau jasa yang khusus serta mempertahankan produksi massal.
    Meningkatkan kepuasan atas barang atau jasa sehingga pelanggan akan memilih barang atau jasa perusahaan daripada perusahaan pesaing.
    Membuat lebih mudah dan menyenangkan bagi pelanggan untuk melakukan bisnis dengan perusahaan.
    Memutuskan batasan organisasional, membawa pelanggan kepada saluran informasi melalui komunikasi, jaringan dan teknologi komputer.
    Mempercepat waktu respon kepada pelanggan, mengeleminasi kesalahan dan ketidakpuasan, serta mengurangi pengembangan barang atau jasa dalam waktu siklus pabrik.
    Memproses permintaan pelanggan yang lebih dan peningkatan volume dari setiap pelanggan serta menetapkan hargavalue–drivenuntuk pelanggan tanpa mengurangi profitabilitas.
    Memperbaiki kualitas kerja dan kemampuan individu dalam memberikan kontribusi pada perusahaan.
    Memperbaiki pembagian dan kegunaan pengetahuan organisasi sehingga organisasi tidak tergantung pada keahlian beberapa orang saja

    Process Reengineering  adalah suatu pendekatan baru berkenaan dengan ide dan model yang digunakan dalam memperbaiki bisnis.
    Secara umum proses yang dilakukan dalam BPR adalah:
    Menghilangkan semua aktifitas yang tidak mempunyai nilai tambah
    Mempermudah semua aspek kerja jika memungkinkan
    Mengintegrasikan semua elemen di dalam proses
    Mengotomatisasi aktifitas-aktifitas jika perlu.



    BPR meliputi analisis dan perancangan workflow dan proses-proses dalam sebuah organisasi.
    BPR mencakup perencanaan strategi kerja baru, aktivitas perancangan proses yang aktual dan implementasi perubahan dalam semua dimensi teknologi, manusia dan organisasi yang kompleks.
    Teknologi Informasi (TI) menjadi faktor kontributor utama.
    TI berfungsi sebagai pendukung bentuk-bentuk organisasi yang baru dan pola-pola kolaborasi baik didalam maupun  antar organisasi.

    Peran TI dalam BPR
    Sharing database yang membuat informasi tersedia di banyak tempat.
    Expert systems memungkinkan para generalis untuk melaksanakan tugas spesialis.
    Jaringan telekomunikasi  memungkinkan organisasi dapat disentralisasikan dan didesentralisasikan dalam waktu yang sama.
    Decision support tools memungkinkan pengambilan keputusan menjadi bagian dari pekerjaan sehari-hari.
    Teknologi wireless  dan komputer portabel memungkinkan personel lapangan bekerja secara independen.
    Automatic identification and tracking memungkinkan sesuatu untuk melaporkan dimana mereka berada, bukan menunggu untuk ditemukan.
    High performance computing memungkinkan perencanaan dan perbaikan bisa dilakukan setiap saat.


  • You might also like

    No comments:

    Post a Comment

L-ID mania. Powered by Blogger.