Business
Process
Reengineering (BPR)
adalah "pemikiran
ulang
secara fundamental dan desain
ulang
secara radikal
proses bisnis untuk meraih perbaikan
dramatis dalam ukuran kinerja yang kritis seperti ongkos, servis dan kecepatan "
•Meningkatkan kemampuan organisasi dalam menghasilkan barang atau jasa yang
khusus serta mempertahankan produksi massal.
•Meningkatkan kepuasan atas barang atau jasa sehingga pelanggan akan memilih barang atau jasa perusahaan daripada perusahaan pesaing.
•Membuat lebih mudah dan menyenangkan bagi pelanggan untuk melakukan bisnis dengan perusahaan.
•Memutuskan batasan organisasional, membawa pelanggan kepada saluran informasi melalui komunikasi, jaringan dan teknologi komputer.
•Mempercepat waktu respon kepada pelanggan, mengeleminasi kesalahan dan ketidakpuasan, serta mengurangi pengembangan barang atau jasa dalam waktu siklus pabrik.
•Memproses permintaan pelanggan yang lebih dan peningkatan volume dari setiap pelanggan serta menetapkan harga “value–driven” untuk pelanggan tanpa mengurangi profitabilitas.
•Memperbaiki kualitas kerja dan kemampuan individu dalam memberikan kontribusi pada perusahaan.
•Memperbaiki pembagian dan kegunaan pengetahuan organisasi sehingga organisasi tidak tergantung pada keahlian beberapa orang saja
Process Reengineering adalah suatu pendekatan baru berkenaan dengan ide dan model yang digunakan dalam memperbaiki bisnis.
Secara
umum proses
yang dilakukan dalam BPR
adalah:
•Menghilangkan semua aktifitas yang
tidak mempunyai nilai tambah
•Mempermudah semua aspek kerja jika memungkinkan
•Mengintegrasikan semua elemen di dalam
proses
•Mengotomatisasi aktifitas-aktifitas jika perlu.
BPR meliputi analisis
dan
perancangan workflow dan proses-proses dalam sebuah organisasi.
BPR mencakup perencanaan
strategi
kerja
baru, aktivitas perancangan
proses yang aktual
dan implementasi
perubahan dalam semua dimensi teknologi, manusia dan organisasi yang
kompleks.
Teknologi Informasi (TI) menjadi
faktor kontributor utama.
TI berfungsi sebagai pendukung bentuk-bentuk organisasi yang
baru dan pola-pola kolaborasi baik didalam maupun antar organisasi.
Peran TI
dalam BPR
•Sharing
database yang membuat informasi tersedia di banyak tempat.
•Expert systems
memungkinkan para generalis untuk melaksanakan tugas spesialis.
•Jaringan
telekomunikasi
memungkinkan organisasi dapat disentralisasikan dan didesentralisasikan dalam waktu yang
sama.
•Decision support
tools
memungkinkan pengambilan keputusan menjadi bagian dari pekerjaan sehari-hari.
•Teknologi wireless dan komputer portabel memungkinkan personel lapangan bekerja secara independen.
•Automatic identification and tracking memungkinkan sesuatu untuk melaporkan dimana mereka berada, bukan menunggu untuk ditemukan.
•High performance computing memungkinkan perencanaan dan perbaikan bisa dilakukan setiap saat.
No comments:
Post a Comment